SAATNYA TERBANG KE LANGIT
Senja tiba, dan aku merenung panjang tentang hari ini. Hari pertama romadhanku. Kuperiksa satu persatu amal yang kulakukan hari ini, aku merinding. Tak ada satupun rasanya yang membuatku merasa telah menjalani romadhon dengan benar. Tilawah, berpuasa, sholat dhuha, sunnah rawatib, tetap belum membuatku merasa sudah menjalani romadhan dengan benar. Aliran bening menitik lembut perlahan, membasuh wajah gulanaku. Rabbana...terima hamba di gerbang pengampunan-Mu, pengaduan kepada-Mu.
Kuraba sejenak jejak sejarah. Kisah tentang dia yang selalu merindukan ramadhan dan berpesan dengan sesungguh-sungguhnya kepada seluruh ummatnya betapa pentingnya romadhon. Jejak itu kubaca ulang, kuresapi. Para sahabatnya begitu luar biasa di romadhon. Seperti terbang ke langit, meski tubuhnya berada di bumi.
Ah, bisakah ruhku menggapai langit meski badanku berada di bumi seperti mereka. Merasakan getar hebat...dan...ah aku ingin romahonku seperti itu
Kuraba sejenak jejak sejarah. Kisah tentang dia yang selalu merindukan ramadhan dan berpesan dengan sesungguh-sungguhnya kepada seluruh ummatnya betapa pentingnya romadhon. Jejak itu kubaca ulang, kuresapi. Para sahabatnya begitu luar biasa di romadhon. Seperti terbang ke langit, meski tubuhnya berada di bumi.
Ah, bisakah ruhku menggapai langit meski badanku berada di bumi seperti mereka. Merasakan getar hebat...dan...ah aku ingin romahonku seperti itu
Comments